Thariq.sch.id- Pemboman yang dilakukan Israel ke kota Rafah yang sebelumnya adalah zona aman bagi perempuan, anak-anak, lansia, dan masyarakat sipil lainnya kembali membangunkan masyarakat dunia khususnya umat islam bahwa penderitaan rakyat Palestina masih berlangsung dan belum selesai. Banyak pengamat dunia berpendapat bahwa tindakan yang dilakukan oleh Israel ini adalah tindakan paling keji yang dilakukan sebuah negara dalam perang yang terjadi di zaman modern ini.
Perang yang sudah berlangsung hampir 8 bulan ini terus menelan korban warga sipil Palestina mencapai ratusan ribu orang dengan lebih 36.000 orang wafat dan puluhan ribu lainnya luka-luka.
Namun kesombongan Israel yang didukung penuh oleh AS ini belum dapat dihentikan. Walaupun berbagai gerakan sudah dilakukan oleh dunia Internasional mulai dari himbauan, resolusi genjatan senjata permanen DK PBB yang selalu di gagalkan AS, dukungan 143 negara atas keanggotaan Palestina di PBB, membawa Israel ke mahkamah Internasional, dan yang terbaru adalah deklarasi dan pengakuan Palestina sebagai negara oleh beberapa negara eropa diantaranya yaitu Spanyol, Norwegia, dan Irlandia.
Tekanan masyarakat dunia juga tidak kalah kuat. Berbagai aksi demonstrasi dan gerakan boikot atas produk-produk Israel dan yang terafiliasi juga terus dilakukan di seluruh penjuru dunia. Walaupun ini adalah aksi moral, namun dari laporan keuangan yang dipublikasi oleh perusahaan yang terkena boikot terlihat mengalami penurunan penjualan hingga mengalami kerugian yang tidak sedikit.
Namun lagi-lagi semua upaya ini masih belum bisa menghukum dan menghentikan Israel yang di dukung oleh Amerika Serikat. Lantas apakah ada upaya lain yang efektif untuk bisa menghentikan kekejian dan kebrutalan ini ?
Jika kembali membuka sejarah, sebenarnya ada upaya lain yang lebih konkrit untuk menghentikan tindakan keji yang sudah melampaui batas ini. Namun tindakan ini sedikit banyak akan mempengaruhi perekonomian secara global. Tindakan ini pernah dilakukan oleh Arab Saudi. Pada Oktober 1973, organisasi negara-negara pengekspor minyak arab (OAPEC) yang dipimpin Raja Faisal dari Arab Saudi memproklamirkan embargo minyak yang ditargetkan kepada negera-negara yang mendukung Israel dalam perang Yom Kippur. Sasaran dari embargo ini adalah beberapa negara yang mendukung Israel yaitu AS, Kanada, Inggris, Belanda, Jepang. Terbukti dari embargo yang berlangsung sampai Maret 1974 telah membuat krisis minyak dengan kenaikan harga minyak hingga 300 %. Bahkan kenaikan harga minyak di AS saat itu jauh lebih tinggi dari 300 %.
Tingginya harga minyak tentu membuat angka Inflasi khususnya di AS semakin meningkat hingga berpotensi terjadinya krisis ekonomi. Hal ini membuat Menlu AS Henry Kissinger terbang ke Riyadh untuk bertemu Raja Faisal agar bersedia mengakhiri embargo minyak. Sebagai imbalannya, Menlu AS berjanji untuk bersikap adil dalam perselisihan “Arab-Israel”.
Saat ini dunia Islam sedikit banyak masih memiliki kekuatan yaitu minyak mentah dunia. Berdasarkan data Reuters, OPEC+ yang merupakan gabungan antara negara anggota OPEC dan yang terafiliasi dengan OPEC+ saat ini menguasai produksi 41 persen minyak mentah dunia dan mengusai 80 persen cadangan minyak dunia. Seluruh Anggota OPEC+ juga tercatat sebagai negara yang menginginkan Palestina menjadi sebuah negara dan diakui sebagai anggota penuh PBB. Jika atas dasar kemanusiaan dan mengakhiri genosida yang saat ini sedang berlangsung bukan tidak mungkin kebijakan embargo yang dahulu pernah dilakukan dapat berdampak besar untuk mencegah saudara muslim Palestina jatuh ke penderitaan yang lebih dalam.
Usulan untuk menerapkan embargo minyak ini pernah dilontarkan oleh almarhum Presiden Iran Ebrahim Raisi pada bulan November 2023. Namun usulan ini langsung di tolak oleh Mesir, Qatar, hingga Yordania. Memang untuk menerapkan suatu kebijakan yang berdampak luas selain perlu analisa namun juga perlu keberanian. Saudara muslim Palestina sudah menunjukkan keberanian yang luar biasa selama hampir 8 bulan dengan bertahan dan memberikan perlawanan ketika hak mereka diambil secara paksa dan dianiya.
Akankah Dunia bertindak lebih konkrit untuk menghentikan kekejian ini ?
Akankah rakyat Palestina dilindungi hak asasinya sebagai manusia yang selalu digaungkan oleh negara-negara Barat ?
Akankah saudara muslim Palestina masih mendapatkan pembelaan dari saudaranya yang saat ini sedang memiliki kekuasaan ?
Hadis Rasulullah SAW :
Dari An-Nu’man bin Bisyir dia berkata, bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: ‘Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi di antara mereka adalah ibarat satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR Muslim No 4685)
Hadis Arbain :
Dari Abu Hamzah Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, pembantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Baca juga : Palestina Meraih Dukungan Mutlak Menjadi Anggota Ke 194 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Baca juga : Gerakkan Infaq shadaqah untuk Palestina
Wallahu ’alam bishawab
Simak video : Pengakuan Negara Palestina Dari spanyol, Irlandia, dan Norwegia