Hikmah Jum’at : Memahami Peristiwa Isra Mi’raj

Share

Facebook
WhatsApp
Telegram

Thariq.sch.id- Isra Mi’raj adalah suatu peristiwa masa lampau yang tidak hilang relevansinya untuk kita renungi dan jadikan pelajaran di zaman yang serba modern dan digital ini. Dalam agama Islam hampir disetiap bulannya mempunyai nilai-nilai sejarah. Seperti saat dibulan Muharram kita diingatkan dengan peristiwa Hijrah. Bulan Romadhon ada peristiwa Nuzulul Qur’an. Dzul Hijjah ada peristiwa Idul Qurban. Rabiul ‘awwal ada peristiwa lahirnya Rasulullah Saw, dan pada saat bulan Rajab ada peristiwa Isra Mi’raj.

Didalam Al-Qur’an banyak sekali menceritakan peristiwa-peristiwa bersejarah, salah satunya adalah peristiwa Isra Mi’raj. Gaya bahasa yang digunakan Allah dalam menceritakan peristiwa Isra Mi’raj penuh dengan makna yang sangat luas dan istimewa. Peristiwa Isra Mi’raj tercantum dalam Surah Al Isra ayat 1 :

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ ۝١

Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Allah Swt memulai ayat diatas dengan kaimat “subhana” sebagai pertanda bahwa ayat ini mengandug peristiwa yang sangat luar biasa. Dan hanya bisa terlaksana dengan kehendak-Nya. Dalam memahami peristiwa Isra Mi’raj bisa dengan pendekatan ayat per ayat sesuai dengan kaidah ilmu alat Bahasa Arab.

Ayat diatas dimulai dengan kalimat سُبۡحٰنَ الَّذِىۡۤ “subhana allazi” dalam ilmu balaghoh kalimat ini disebut dengan kalimat ijaz yaitu (kalimat yang redaksinya ringkas namun isinya padat). Terdapat kata yang tersirat yaitu lafdzul jalalah, dan ayat ini diawali dengan kalimat tasbih. Banyak peristiwa-peristiwa sejarah yang diceritakan Al-Qur’an tetapi jarang yang diawali dengan kalimat tasbih. Namun dalam peristiwa Isra Mi’raj sangat Istimewa Allah memulai ayat dengan kalimat tasbih, “suhbana allazi” Maha Suci Allah (Maha Suci dari segala kelemahan, kekurangan, ketidakmampuan). Allah menjamin kebenaran peristiwa Isra Mi’raj dan sebagai pertanda bahwa ini bukan sekedar peristiwa biasa, namun Isra Mi’raj adalah peristiwa yang amat sangat luar biasa).

Kalimat selanjutnya اَسۡرٰى “ asro” artinya menjalankan. Asal kalimat ini adalah saaro-yasiiru, lalu dibentuk dalam bentuk majhul menjadi asro-yusri-yusron. Bahwa sebenarnya dalam peristiwa Isra Mi’raj yang aktif sebenarnya adalah Allah Swt. Nabi Muhammad hanya mengikuti apa yang di tetapkan Allah kepadanya. Intinya Allah yang menjalankan, Nabi Muhammad yang dijalankan. Artinya dalam memahami peristiwa Isra Mi’raj yang kita pakai adalah keimanan kita terhadap Maha Kuasanya Allah dengan segala kekuasaan-Nya yang mutlak.

Kemudian kalimat عَبۡدِهِ “bi ‘abdihi” artinya hamba-Nya, kenapa harus kalimat bi ‘abdihi tidak langsung memakai nama Muhammad? Apa maksudnya Allah memakai kata bi ‘abdihi atau hamba-Nya, dalam kalimat bi ‘abdihi terdapat 2 data yaitu :

  • Menjelaskan bahwa Nabi Muhammad Saw mengalami peristiwa Isra dan Mi’raj dengan ruh dan jasadnya bersamaan.
  • Bahwa Nabi Muhammad Saw benar-benar telah diakui oleh Allah sebagai hamba-Nya.

Dengan kesimpulan jika kata-kata hamba Allah berasal dari lisan manusia itu murah dan bentuk ngaku-ngaku orang tersebut. Namun jika kata hamba langsung dari Allah dan diakui oleh Allah itu sangat spesial. Berapa banyak manusia dalam kehidupan ini, lisannya berkata saya hamba Allah tetapi perbuatannya menunjukkan dia hamba dunia, hamba nafsu, budak jabatan, budak pangkat, budak harta, tidak sesuai antara ucapan dan perbuatan.

Dari kalimat bi ‘abdihi kitab isa ambil hikmah, sekali kita menjadi hamba Allah jangan pernah sekalipun kita menghamba kepada selain Allah. Kesimpulannya bisa kita pahami bahwa peristiwa Isra Mi’raj merupakan peristiwa yang penting dan istimewa, hanya terjadi karena kehendaknya Allah Swt.

Salah satu tujuan dari peristiwa Isra Mi’raj adalah Rasulullah menerima perintah sholat. Khusus perintah ibadah sholat Allah istimewakan, tidak cukup hanya sekedar turun ayat Qur’an tapi Nabi Muhammad diperjalankan ke atas langit. Begitulah kedudukan ibadah sholat dalam agama Islam, saking pentingya Allah langsung memanggil Nabi Muhammad Saw kelangit untuk menerima perintah sholat. Sholat yang diperintahkan kepada kita manfaatnya akan kembali kepada diri kita. Dalam Surah Al-‘Ankabut ayat 45 Allah berfirman :

اُتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِۗ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ ۝٤٥

Bacalah (Nabi Muhammad) Kitab (Al-Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu dan tegakkanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Sungguh, mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya daripada ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Setelah kita mengetahui apa hikmah dibalik peristiwa Isra Mi’raj, maka jelaslah sholat itu harus dikerjakan oleh semua orang yang beriman dengan benar, disiplin, dan penuh kekhusyu’an. Karena Allah memerintahkan kaum muslimin untuk mengerjakan sholat fardhu lima waktu sesuai syarat dan rukunnya. Maka jika seorang muslim mengerjakan sholat dengan baik, benar dan semua syarat terpenuhi berserta rukunnya, sholatnya akan berdampak pada dirinya dapat mencegah dan menghalanginya dari perbuatan keji dan munkar. Oleh karena itu, marilah sama-sama tanamkan dalam hati kita bahwa ibadah sholat adalah ibadah paling utama yang tidak boleh ditinggalkan. Sehingga muncul dari diri kita bahwa sholat adalah perwujudan dari keyakinan yang telah tertanam didalam hati. Hal ini menjadi bukti bahwa kita meyakini semua mahkluk tergantung kepada Allah Swt.

Dengan mengerjakan ibadah sholat, otomatis kita mengingat Allah. Karena dalam ibadah sholat terdapat bacaan-bacaan tasbih, tahmid, takbir dan doa-doa. Bahkan sholat itu merupakan ibadah yang paling utama dibanding dengan ibadah-ibadah yan lain. Oleh karena itu, marilah kita mengerjakan ibadah sholat sungguh-sungguh dengan ilmu dan disiplin.

Dalam Surah Al-‘Ankabut jelas perintahnya dirikanlah sholat. Apa yang dimaksud dirikan sholat? Yaitu artinya mengerjakan sholat dengan benar terpenuhi syarat dan rukunnya. Selesai sholat, semua nilai-nilai ajaran dalam sholat diterjemahkan dalam praktik kehidupan sehari-hari. Ada kesinambungan, keberlanjutan dan pengaruh baik dari ibadah tersebut. Manfaat dari sholat bisa disimpulkan sebagai berikut :

  • Sholat mengajarkan kita sifat Tawadhu (rendah hati)
  • Sholat mengajarkan kita sifat Ikhlas (berbuat tanpa pamrih)
  • Sholat memeberikan ketenangan dalam hidup

Sahabat Thariq semoga kita semua bisa memaksimalkan dalam melaksanakan perintah ibadah sholat, sehingga ridho Allah bisa kita raih dan menjadi hamba Allah yang bertakwa. Wallahu ‘alamu bissowab.

Ditulis oleh : Ust Sahri Romadhon, Lc (Guru Bahasa Arab dan PAI SDIT TBZ Jatimulya)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1000 siswa baru telah terdaftar !

Chat With Us
Chat With Us!
Assalamualikum!
How can I help you?