Thariq.sch.id- Rombongan peserta Overseas To Egypt 2024 TBZ Boarding School melakukan Rihlah terakhir sekaligus sebagai penutup sebelum pulang ke Indonesia. Rihlah terakhir ini berlangsung tanggal 6-8 Desember 2024 dengan tujuan Matrouh dan Siwa. Lokasi yang menjadi tujuan rihlah terakhir ini merupakan destinasi terjauh dari rihlah yang dilaksanakan sebelumnya. Untuk sampai ke lokasi, rombongan harus menempuh jarak lebih kurang 800 km dari Kairo. Matrouh dan Siwa merupakan daerah di sebelah Barat Mesir yang dekat dengan perbatasan Mesir dan Libya.
Jalannya Rihlah Penutup Overseas To Egypt 2024
Rombongan memulai perjalanan dari ibukota Kairo menuju kota Matrouh yang menjadi destinasi pertama. Keberangkatan di mulai pada pukul 02.00 dini hari menggunakan bus Pariwisata. Setelah melakukan perjalanan lebih kurang 8 jam, akhirnya rombongan tiba di Matrouh. Sebelum memasuki kota Matrouh, rombongan menjalani pemeriksaan yang ketat oleh polisi dan aparat pemerintah. Sesampainya di kota Matrouh sekitar jam 10 pagi, rombongan langsung menuju ke Hammam Cleopatra untuk sarapan pagi di tepian pantai yang diyakini menjadi tempat pemandian Ratu Cleopatra pada masanya. Kota Matrouh teletak di pesisir laut Mediterania dengan jumlah pantai terbanyak di Mesir. Setelah sarapan pagi di Hammam Cleopatra rombongan bertolak menuju sebuah pantai terindah yang ada di kota Matrouh yaitu pantai Ajibah. Pantai ini di kelilingi tebing tebing yang sangat tinggi. Di pantai Ajibah menghabiskan waktu sekitar 3 jam untuk berenang dan menikmati angin pantai.
Selesai menikmati keindahan pantai Ajibah, rombongan melanjutkan perjalanan ke kota Siwa yang berjarak 300 km dari kota Matrouh. Kota Siwa di kenal dengan kota penghasil kurma terbaik di dunia dan juga penghasil garam terbesar di Mesir. Karena lokasinya yang berada di perbatasan Mesir dan Libya menjadikan kota siwa memiliki adat dan bahasa yang berbeda dengan orang Mesir pada umumnya. Salah seorang penduduk mengatakan “Kami mengerti bahasa arab kairo tapi orang kairo tidak mengerti bahasa arab kami penduduk Siwa, bahasa di kota ini sudah tercampur dengan beberapa dialek Libya” ujarnya.
Selain budaya dan bahasa, nuansa keislaman di kota Siwa juga sangat kental. Hal ini tercermin dari minimnya wanita yang beraktivitas di luar rumah. Mayoritas dari mereka diam di dalam rumah. Kegiatan di luar rumah hanya dilakukan oleh para lelaki, wanita mengurus rumah tangga di rumah. Para muslimahnya menggunakan jilbab yang lebih panjang dan lebih tertutup.
Di kota Siwa, rombongan menginap di hotel Zahrotul Madinah. Berbagai kegiatan dilakukan selama berada di kota Siwa, diantaranya yaitu mengunjungi bukit dakrur, berenang di danau garam, dan mengunjungi mata air uyun cleopatra. Disamping itu, rombongan juga menyempatkan diri untuk off-road di padang pasir setelah itu menikmati teh khas Siwa dan mencicipi makanan ringan.
Pada hari ahad pagi rombongan bertolak dari Siwa untuk kembali ke kairo. Dalam perjalanan pulang, rombongan disempatkan mampir ke Jabal Mauta yang didalamnya terdapat pemakaman tentara romawi dan juga Fir’aun generasi ke 28.
Kontributor : Shodiq Sofyan Dika (Pembimbing Program Overseas To Egypt 2024 TBZ Boarding School)