Hikmah Jum’at : Orang Tua, Anak dan Gadgetnya!

Share

Facebook
WhatsApp
Telegram

Thariq.sch.id- Kenapa anak-anak lebih bersahabat dengan gadgetnya? Kerena dirumah dan sekitarnya minim yang bisa dijadikan sahabat baginya untuk berkomunikasi atau masih banyak lagi jawaban lain yang mungkin setiap orang tua dikeluarganya masing-masing tahu kondisi anak dan penggunaan gadgetnya.

Lalu pertanyaan selanjutnya, Kamu termasuk generasi yang mana?

Setiap generasi ditentukan berdasarkan sejarah, sejarah ini melahirkan berbagai macam pendapat yang diambil berdasarkan penelitian, bahwa manusia lahir dari generasi berbeda dengan kelebihan dan kekurangannya. Perkembangan zaman merubah prilaku manusia dan merubah teknologi secara signifikan. Perkembangan teknologi dimulai dari tahun 1980 sampai tahun 1994 dan orang orang yang lahir di tahun ini disebut generasi Y atau milenial, berdasarkan sejarah, generasi ini adalah generasi paling awal dalam mengenal teknologi, kemudian munculah generasi Z tahun 1995 – 2009 dan generasi Alpha tahun 2010 – 2024. Generasi Alpha disebut juga dengan digital native, mereka merupakan generasi yang memiliki kemampuan dan pengetahuan dengan teknologi informasi canggih dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Maka, orang tua yang melahirkan generasi ini harus memiliki bekal ilmu cara mendidik anak yang beragam, karena keberagaman dan perkembangan zaman ini melahirkan berbagai macam tantangan dan tuntutan yang cukup sulit.

Ali bin Abi Thalib berkata :

أَحْسَنُ تَرْبِيَـةٍ اِذَا تَمَـثَّـلْتَ بِهَا

Pendidikan terbaik adalah Ketika kamu menjadi contoh baginya

Jelas kalimatnya adalah menjadi contoh bukan memberi contoh, kenapa?

Karena jika memberi contoh hanya berupa penyampian atau perintah, namun kadang tidak dilakukan oleh si pemberi contoh. Namun jika menjadi contoh, disadari atau tanpa disadari oleh anak, orang tuanya sudah menjadi contoh dalam perkembangan hidupnya dirumah atau sekitarnya.

Memberi contoh : orang tua menyampaikan kepada anaknya saat pulang sekolah tidak boleh langsung main gadget, langsung bersih-bersih dan ganti baju. Namun saat orang tuanya pulang kerja sampai dirumah langsung duduk dan asik bermain gadgetnya, dan tanpa disadari diperhatikan oleh anaknya. Inilah yang terkadang anak akan meniru perilaku orang tuanya.

Menjadi contoh : orang tua dan anak ada kesepakatan seperti contoh di atas, maka Ketika orang tua melakunnya sesuai kesepatan, seorang anak dengan fitrahnya insyaAllah akan mengitu perilaku orang tua.
Kesimpulannya bahwa Ali bin Abi Thalib menyampaikan dalam mendidik anak gunakanlah pendekatan yang holistik, yaitu pengabungan keteladanan, komunikasi, dan pendekatan Islami.

Menurut Darling dan Steinberg (1993), Gaya pengasuhan secara umum dibagi menjadi 3, yaitu:
  1. Permisif/psikologis
    Gaya pengasuhan permisif adalah kebalikan dari gaya pengasuhan otoriter. Gaya pengasuhan ini didominasi oleh anak, anak-anak lebih banyak mengendalikan orang tua.
  2. Otoriter
    Gaya pengasuhan otoriter ini menempatkan orang tua sebagai pemeran utama dalam menentukan segalanya, orang tua dianggap lebih tahu segala hal yang terbaik untuk anaknya.
  3. Otoritatif/kontekstual
    Gaya pengasuhan otoritatif disebut juga model kontekstual. Dalam model ini orang tua menentukan nilai yang diyakini. Orang tua memfasilitasi keinginan anak dengan aturan dan konsekuensi yang jelas berdasarkan kesepakatan. Tujuan pengasuhan ini adalah kolaborasi, gaya hidup yang seimbang, dan nilai-nilai karakter. Pengasuhan ini memberikan ruang pada kemandirian anak yang ditentukan secara perlahan sesuai dengan usianya. Banyak pendidik menilai cara ini paling relevan dengan tantangan abad 21 karena memberikan bekal keterampilan, kolaborasi dan berpikir kritis. Pada dasarnya, Islam sendiri memiliki pengetahuan tentang cara pengasuhan yang tepat berdasarkan usia anak. Di era digital dan serba canggih ini, anak-anak lebih mudah mendapatkan informasi tentang berbagai hal dan lebih mudah mengakses berbagai sumber tontonan, maka peran utama orang tua adalah menjadi fasilitator utama dalam komunikasi dua arah, agar anak-anak tidak kehilangan kendali.
    Berdasarkan pandangan Islam, orang tua harus menjadi uswatun hasanah atau contoh yang baik. Orang tua perlu memberikan contoh perilaku penggunaan teknologi secara dispilin dan bijaksana. Misalnya, tidak ada screen time ketika makan atau hendak tidur, kedisiplinan ini dijalankan bersama-sama antara orang tua dan anak.

Setelah memberikan contoh yang baik kepada anak, orang tua dapat memberikan motivasi berupa penghargaan atau reward yang relevan dan tidak merugikan. Misalnya 1 jam belajar atau mengaji, maka anak akan mendapatkan hadiah untuk screen time selama 1 jam. Tentunya batasan waktu ini hendaknya dibarengi dengan pengontrolan aktivitas mereka serta komunikasi selayaknya teman sebaya.

Selain itu, tanamkan pada anak bahwa setiap perbuatan atau perilaku memiliki konsekuensi. Hal ini jika dikaitkan dengan pengasuhan di era digital dapat menjadi pedoman orang tua untuk mendisiplinkan anak-anak mereka. Anak-Anak diberikan pemahaman sejak dini bahwa di dunia ini selalu ada berbagai pilihan dan setiap pilihan terdapat konsekuensi di dalamnya.

Anak generasi Alpha memiliki pemikiran dan opini yang kuat. Olehkarenanya penting untuk melibatkan anak ketika membuat keputusan tertentu dalam keluarga. Hal ini penting agar anak dapat menyumbangkan buah pikiran dan menjadi problem solver serta dapat memahami sudut pandang orang lain. Sesibuk apapun orang tua, luangkan waktu untuk berkomunikasi dengan anak dan mengajak mereka untuk membuat keputusan dari hal-hal yang sederhana.

Baca juga : Seminar Parenting SDIT TBZ Jatimulya 2023 : Mendidik Buah Hati Kita Dengan Kebesaran Jiwa Dan Lautan Cinta

Sahabat Thariq, semua kita tahu anak adalah amanah dan pemberian dari Allah Swt. Mari sama-sama kita jaga amanah ini dengan baik dan memaksimalkan untuk menjadi contoh terbaik bagi anak-anak kita. Ketika kita sudah berikhtiar menjadi conth terbaik, maka hasilnya kita serahkan kepada Allah Swt. Karena Allah Swt adalah sandaran terbaik dan yang paling sayang terhadap hamba-Nya.

Ditulis oleh : Ust Sahri Romadhon, Lc (Guru PAI dan Bahasa Arab SDIT TBZ Jatimulya)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1000 siswa baru telah terdaftar !

Chat With Us
Chat With Us!
Assalamualikum!
How can I help you?