Setelah Allah memberikan karunia iman kepada hamba, maka tugas selanjutnya adalah beramal sebagai bukti keimanannya kepada Allah. Setelah beramal maka tugas yang tidak kalah pentingnya adalah menjaga keikhlasa dalam beramal.
فقل اعملوا فسيى الله عملكم ورسوله والمؤمنون
” Bekerjalah kamu, maka Allah dan dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu..” (Q.S At-Taubah : 105)
Namun, pada tahap implementasinya, ternyata tidak cukup hanya sekedar beramal saja sebab Allah akan menyeleksi setiap amal itu dari niat dan keikhlasannya.
الذي خلق الموت والحياة .ليبلوكم أيكم أحسن عملا
” (Allah) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya ..” (Q.S Al-Mulk : 2)
Imam al-Ghazali menuturkan, “Setiap manusia binasa kecuali orang yang berilmu. Orang yang berilmu akan binasa kecuali orang yang beramal (dengan ilmunya). Orang yang beramal juga binasa kecuali orang yang ikhlas (dalam amalnya). Namun, orang yang ikhlas juga tetap harus waspada dan berhati-hati dalam beramal.”
Oleh karena itu, sangatlah penting untuk berusaha menjaga keikhlasan dari semua amal perbuatan kita kepada Allah SWT. Berikut adalah panduan yang dapat dilakukan seorang mukmin untuk menjaga keikhlasan amalnya :
Pertama, banyak berdoa. Nabi SAW mengajarkan kepada umatnya melalui doa yang sering dipanjatkannya, “Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari perbuatan menyekutukan-Mu sementara aku mengetahuinya, dan aku pun memohon ampun terhadap perbuatan syirik yang tidak aku ketahui.” (HR Ahmad). Nabi Muhammad SAW sering memanjatkan doa agar terhindar dari kesyirikan, padahal beliau adalah orang yang paling jauh dari kesyirikan.
Kedua, berusaha sedapat mungkin menyembunyikan amal kebaikan. Amal kebaikan yang dilakukan tanpa diketahui orang lain lebih dapat diharapkan keikhlasannya karena tidak ada yang mendorongnya untuk melakukan hal tersebut kecuali Allah semata.
Ketiga, Tidak berbangga dengan kebaikan. Allah SWT berfirman:
والذين يؤتون ما آتاوا وقلوبهم وجلة أنهم إلى ربهم راجعون
“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.” (QS al-Mu’minun [23]: 60).
Baca Juga : BACA AL-QUR’AN, WAKTU KITA AKAN BERTAMBAH…KOK BISA ?
Dengan rasa takut dan harap inilah seharusnya kita tata hati dan jiwa dalam beribadah kepada Allah agar keikhlasan tetap terjaga.
Diambil dari Tulisan : (Alm) Ustadz M. Ma’mun Salman, M.Pd.I