fbpx

Digital Expert Talk #18 : Masa Depan Pendidikan Hybrid Di Indonesia Pasca Pandemi Covid-19

Share

Facebook
WhatsApp
Telegram

Bekasi(2/03/2023)- Tim IT dan Humas LPIT TBZ diundang oleh Google untuk menghadiri Digital Expert Talks #18 yang berlangsung di Kantor Google di SCBD, Senayan, Jakarta (22/02). Tim IT dan Humas LPIT TBZ diwakili oleh Manajer IT dan Humas LPIT TBZ Ust. Nono Ariyandi, S.Si dan Kepala IT dan Humas Ust. Arham Rezami, S.T.

Digital Expert Talk #18 Google bekerjasama dengan Center for digital Society (CfDS) yaitu pusat studi yang berada dibawah naungan FISIP UGM melakukan riset untuk mengetahui masa depan pendidikan Hybrid di Indonesia pasca covid-19. Digital Expert Talks #18 Google kali ini menghadirkan empat narasumber yaitu :

Drs. I Nyoman Rudi Kurniawan, M.T (Direktur Sekolah Menengah Pertama Kemendikbud)

Dr.Ir Bonifasius Wahyu Pujianto, M.Eng (Direktur Pemberdayaan Informatika Kemkominfo)

Dr.Kuskridho Ambardi (Peneliti CfDS UGM)

Topari, S.T (Guru TIK SMA 1 Playen, Leader GEG Yogyakarta)

Acara ini dipandu oleh moderator yaitu Tiffany Santosa (Sales Program Manager Google For Education). Dalam pemaparannya, Kuskridho menyampaikan hasil penelitiannya bahwa pembelajaran digital di Indonesia mengalami percepatan pesat akibat pandemi covid-19. Beliau juga menyampaikan bahwa untuk mengetahui bagaimana pembelajaran digital di Indonesia pasca pandemi Covid-19 ini, ia telah melakukan serangkaian penelitian.

Metode penelitian yang beliau lakukan adalah dengan membentuk Focus group Discussion yang diikuti oleh 72 siswa dan 72 Guru dari 6 provinsi Indonesia. Selain itu beliau bersama tim peneliti dari UGM juga melakukan kunjungan sekolah, wawancara, dan survei. Dari penelitian yang dilakukan Cfds UGM diperoleh data bahwa 86 % responden memiliki gawai, 48,95 % memiliki akses wifi dirumah, 74,82 % menggunakan google classroom, 74,83 % menggunakan Google meet, dan 69,23 % menggunakan zoom.

Dari penelitian yang beliau lakukan diperoleh data 56,94 % siswa merasa pembelajaran daring memberikan dampak negatif dalam memahami materi pembelajaran yang diberikan. Tiga faktor yang menjadi penyebab penilaian tersebut adalah : penyampaian materi yang kurang menarik, kurangnya interaksi sosial dengan guru dan sesama siswa, konsentrasi terpecah saat belajar dirumah. Sedangkan bagi guru 70% merasa kesulitan mengajar dirumah karena menjalankan peran ganda secara bersamaan.

Baca juga : Peluncuran Program Digital Classroom SIT TBZ, Transformasi Pembelajaran Konvensional Ke Pembelajaran Digital.

Baca juga : Masya Allah ! Serunya Pembelajaran Digital Classroom Di SIT Thariq Bin Ziyad

Namun secara umum mayoritas siswa memberikan respon positif terhadap model pembelajaran digital yang meraka lakukan selama pandemi. Ini tercermin dari 73,61 % siswa merasakan peningkatan kemampuan digital mereka dalam pembelajaran serta memiliki pengalaman belajar baru yang dapat disesuaikan dengan ragam keunikan gaya belajar siswa. (fr).

Simak video : Digital Experts Talk #18 – “Masa Depan Pendidikan Hybrid di Indonesia Pasca Pandemi Covid-19”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1000 siswa baru telah terdaftar !

Chat With Us
Chat With Us!
Assalamualikum!
How can I help you?