Bekasi (23/04/2024)- Zaman dahulu sebelum datangnya Islam, orang Arab Jahiliyah memandang bulan Syawal adalah bulan kesialan. Sehingga mereka menghindari aktivitas besar di bulan syawal termasuk melakukan pernikahan karena khawatir kesialan yang di timbulkan kemudian hari.
Namun dengan datangnya Islam yang dibawa oleh Rasululllah SAW secara bertahap mengubah mitos yang diyakini oleh mayoritas orang Arab saat itu. Rasulullah SAW melangsungkan pernikahan dengan Aisyah RA dan Ummu Salamah di bulan Syawal.
Terkait menikahnya Nabi SAW dengan Aisyah RA dijelaskan dalam hadis riwayat Muslim :
“Rasulullah SAW menikahiku pada bulan Syawal dan berkumpul denganku pada bulan Syawal, maka siapa di antara istri-istri beliau yang lebih beruntung dariku?” (HR Muslim)
Menikahnya Nabi SAW dengan Aisyah RA merupakan petunjuk langsung dari Allah SWT melalui mimpi yang dialami Nabi SAW. Hikmah dipilihnya Aisyah RA sebagai istri Nabi SAW yaitu untuk mewarisi keilmuan Nabi SAW. Dengan kecerdasan dan kemampuan menghafal yang kuat, Aisyah RA tercatat meriwayatkan 2210 hadis yang 174 diantaranya berderajat Muttafaq ‘alaih. Jumlah hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah RA ini merupakan yang terbanyak diantara istri-istri Nabi SAW lainnya.
Para ahli hadis menempatkan beliau berada di posisi ke lima penghafal hadis setelah Abu Hurairah, Ibnu Umar, Anas Bin Malik, dan Ibnu Abbas. Hal ini sekaligus mematahkan tuduhan kaum orientalis dan non Islam yang seringkali menuduh Islam tidak memuliakan perempuan.
Dengan Nabi SAW menikahi Aisyah RA menunjukkan penghargaan yang tinggi terhadap kecerdasan dan keilmuan kaum perempuan. Disamping itu dengan datangnya Islam, kaum wanita dimuliakan dengan mendapat hak waris. Fakta ini sangat jauh berbeda dengan sebelum datangnya Islam dimana kaum perempuan hanya dijadikan sebagai objek.
Pernikahan Rasulullah SAW lainnya yang berlangsung di bulan Syawal adalah pernikahan dengan Ummu Salamah. Pernikahan ini berlangsung pada bulan Syawal tahun ke 4 H. Nama lengkap Ummu Salamah adalah Hindun Binti Abu Umayyah Hudzafah Bin Al-Hughirah Al-Qurasisyiyah Al-Makhzumiyah. Beliau sebelumnya adalah istri dari Abu Salamah yang meninggal pada perang Badar.
Ummu Salamah dan suaminya yaitu Abu Salamah merupakan pasangan muslim yang taat dan memiliki kontribusi dalam memperjuangkan dakwah Rasulullah saw. Mereka pernah mengikuti hijrah sebanyak dua kali dan sang suami termasuk sosok Sahabat Nabi yang aktif terlibat dalam peperangan.
Beliau juga sangat mencintai suaminya dan bahkan bertekad untuk tidak menikah lagi sepeninggalnya. Namun Abu Salamah tidak setuju. Bahkan Abu Salamah pernah berdo’a untuk istrinya ” Ya Allah, berilah Ummu Salamah sepeninggalku sosok suami yang lebih baik dariku, yang tidak membuatnya sedih, dan tidak menyakitinya”.
Dalam satu riwayat dijelaskan bahwa setelah suaminya meninggal, Ummu Salamah berdo’a seperti yang diajarkan Rasulullah SAW ” Ya Allah, ampunilah aku dan dia (Abu Salamah) dan berilah aku atas kematiannnya itu dengan ganti yang lebih baik”. Do’anya kemudian dikabulkan oleh Allah SWT. Dan ia memperoleh pengganti yang lebih baik dari suaminya yaitu Rasulullah SAW.
Sebagai istri Rasulullah, Ummu Salamah juga berjasa besar dalam periwayatan hadis. Ia terhitung meriwayatkan sebanyak 388 hadis. Dengan demikian, ia turut andil dalam menyebarkan ilmu pengetahuan.
Baca juga : Naik 40 Persen, Jumlah Peserta Didik SMAIT TBZ Lulus SNBP 2024 Capai 14 Orang.
Baca juga : Keutamaan Bulan Syawal
Pada dasarnya Islam tidak mengkhususkan bulan syawal atau bulan lainnya sebagai bulan untuk melangsungkan pernikahan. Namun kedua peristiwa pernikahan Rasulullah inilah yang menjadi dasar umat muslim berpandangan bahwa bulan syawal adalah bulan yang baik dalam melangsungkan pernikahan. (fr)
Simak video : Bantah Tuduhan Kristen ! Alasan Nabi Nikahi Aisyah Yang Masih Muda (Dr (HC). Adi Hidayat, Lc. MA)
