BANGGA MENJADI HAMBA

Share

Facebook
WhatsApp
Telegram

Thariq.sch.id- Bukan sekedar tentang keramaian dan hiruk pikuk lalu lintas yang dipadati berbagai kendaraan, bukan juga tentang berbagai menu kuliner dan snack dengan segala macamnya yang menghiasi sisi jalan menjelang magrib. Tapi tentang keheningan yang menghangatkan suasana batin yang sulit tuk dinarasikan, karena untaian kalimat terlalu sempit ruangnya yang dibatasi oleh nalar insani.

Sebuah refleksi diri dalam keheningan itulah yang menjadi anugrah sekaligus moment yang belum tentu ditemui semua orang. Kebersamaan dia dan Tuhannya dalam senandung munajat yang didengar langit karena ketulusannya. Dirasa dan terus dirasa sebagai wujud dari sebuah pengakuan kehambaannya dihadapan Sang Pencipta dan Penguasa semesta. Menikmati setiap ruang dan waktu untuk mengekspresikan kehambaannya serta berusaha untuk tetap dalam garis kehambaan.

Belajar dari perjalanan Sejarah dan sederet nama yang diabadikan dalam kitab suci, yang mereka tidak sadari bahwa anugrah itu telah berubah menjadi petaka sebab disalahgunakan dengan munculnya sifat-sifat negatif dan destruktif. Bermula dari ke-aku-an, tumbuh berkembang menjadi keangkuhan dan kesombongan hingga menuhankan yang tak pantas dituhankan, puncaknya mendeklarasikan diriya layak dituhankan karena kemampuan yang dimiliki.

Dari sinilah seorang hamba belajar tentang makna kehambaan, wujud Syukur atas anugrah yang harus dimaknai sebagai kebanggaan yang melebihi arti dari sekedar label kata “hamba”, tapi sebuah rasa akan eksistensi dirinya dihadapan Rabbnya yang maha segalanya. Karena itulah Ali Bin Abi Thalib berkata“ cukuplah bagiku kemuliaan bahwa Allah sebagai Tuhanku, dan cukuplah bagiku kebanggaan menjadi hamba dihadapan Tuhanku. Dari situ dia akan tetap memainkan perannya sebagai hamba pada ruang kreativitas tak terbatas dengan tetap menjadi seorang hamba dan terus berupaya menjaga komitmennya bertuhan hanya kepada Allah yang telah memberi dia segalanya.

Ramadhan menjadi momentum tuk menguatkan makna kehambaan dan penghambaan dan akan terus berupaya menjadi hamba yang terbaik dengan wasilah dan anugrah yang telah diterimanya agar kehadirannya didunia memberi manfaat tuk sesama, dan kepada Rabbnya, amalnya diterima, aamiiin.

Ditulis oleh : Ust. Adih Amin (Direktur Thariq Boarding School)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1000 siswa baru telah terdaftar !

Chat With Us
Chat With Us!
Assalamualikum!
How can I help you?