Bekasi (6/02/2024)- Debat Capres ke 5 yang merupakan debat terakhir sebelum event Pemilu 2024 telah berlangsung pada Ahad (4/02/2024). Salah satu tema yang dibahas pada debat terakhir ini adalah tentang kesehatan.
Dari ketiga calon presiden, masing-masing menyampaikan ide dan gagasannya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia. Calon presiden nomor 2 lebih menekankan kepada aspek kuratif yaitu penanganan seseorang saat terkena penyakit. Hal ini dapat dilihat dari gagasannya untuk meningkatkan jumlah dokter yang saat ini masih kurang, membangun fasilitas kesehatan yang memadai secara merata di seluruh daerah, dan memberikan beasiswa kepada anak-anak Indonesia untuk belajar kedokteran dan sains.
Sedangkan calon presiden lain khususnya nomor 1, memberikan gagasan bahwa untuk mewujudkan masyarakat yang sehat harus bertumpu pada 4 aspek yang terintegrasi yaitu pemeliharaan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (Rehabilitatif).
Pada aspek promotif dan preventif, negara hadir memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memperoleh fasilitas untuk hidup sehat. Diantaranya yaitu makanan sehat dan bergizi yang terjangkau serta fasilitas olahraga yang memadai.
Calon presiden tersebut juga menyampaikan terobosan yang sudah beliau lakukan di DKI Jakarta ketika menjadi gubernur yaitu memfasilitasi trotoar untuk pejalan kaki, menyediakan jalur sepeda, membuat taman kota agar masyarakat dapat olahraga dengan nyaman, membangun stadion bertaraf internasional sebagai wujud keberpihakan terhadap olahraga, dan masih banyak terobosan lainnya. Dengan hadirnya negara dalam aspek promotif dan preventif ini diharapkan dapat meningkatkan usia harapan hidup di Indonesia.
Berdasarkan data World Population Prospects 2022, usia harapan hidup orang Indonesia yaitu 68,23 tahun. Hal ini berarti di kawasan Asia Tenggara, peringkat usia harapan hidup Indonesia berada pada posisi ke 10 dari 11 negara Asia Tenggara.
Berikut usia harapan hidup di kawasan Asia Tenggara berdasarkan data World Population Prospects: The 2022 Revision yang dirilis Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB):
- Singapura : 84,13 tahun
- Thailand : 79, 68
- Malaysia : 76,26
- Vietnam : 74,58
- Brunei Darussalam : 74,55
- Filipina : 72,19
- Kamboja : 69,9
- Timor Leste : 69,06
- Laos : 69
- Indonesia : 68,25
- Myanmar : 67,26
Di sisi lain, data OECD tahun 2020 menunjukkan bahwa 32,6 % penduduk Indonesia yang berusia lebih dari 15 tahun merupakan perokok aktif dan ini menjadi yang tertinggi di dunia. Di samping itu, masyarakat Indonesia juga dikenal kurang bergerak. Hal ini tercermin dari rata-rata jalan kaki orang Indonesia menurut penelitian Stanford University yaitu 3.513 langkah perhari. Jumlah langkah kaki ini masih jauh dengan negara di Asia tenggara lainnya termasuk Singapura yang menempati urutan pertama dengan 5.674 langkah perhari.
Dari data ini dapat di lihat bahwa masalah kesehatan di Indonesia tidak hanya karena jumlah dokter, tenaga medis, dan fasilitas kesehatan yang memang masih belum memadai tapi juga dari gaya hidup masyarakat Indonesia yang dinilai oleh banyak pihak masih tidak sehat. Olehkarenanya, solusi yang ditawarkan oleh calon pemimpin hendaknya mencakup semua aspek kesehatan mulai dari promotif dan preventif yaitu mengubah gaya hidup yang didukung dengan hadirnya negara, aspek kuratif dengan memperbanyak jumlah dokter, tenaga medis, dan fasilitas kesehatan yang merata, serta aspek rehabilitatif yaitu pasca seseorang terkena penyakit. (fr)