Bekasi(20/08)- Beberapa abad yang lalu tepatnya tanggal 21 Agustus 1522, Pernah terjadi peristiwa yaitu perjanjian antara kerajaan Sunda dan Portugis yang isi dari perjanjian tersebut antara lain Portugis diizinkan untuk mendirikan kantor dagang berupa sebuah benteng di wilayah Kalapa. Wilayah Kalapa yang sekarang dikenal dengan Sunda Kelapa.
Bukti sejarah dari peristiwa ini yaitu ditemukannya sebuah prasasti berbentuk tugu batu (padrao : bahasa portugis) pada tahun 1918 di Batavia, Hindia Belanda. Prasasti (padrao)ini dibuat oleh utusan dagang Portugis dari Malaka yang di pimpin Enrique Leme. Padrao tersebut sekarang disimpan di Museum Nasional Republik Indonesia dan replikanya di pamerkan di Museum Sejarah Jakarta.
Latar Belakang Perjanjian Persahabatan Kerajaan Sunda Dan Portugis
Pada awal abad ke 16, pelabuhan-pelabuhan penting di pantai utara pulau Jawa sudah dikuasai oleh Kesultanan Demak dan Kesultanan Banten, termasuk Banten dan Cirebon. Karena khawatir akan serangan pasukan Kesultanan Demak terhadap pelabuhan Sunda Kelapa yang saat itu dikuasai Kerajaan Sunda, maka Raja Sunda saat itu yang bernama Sri Baduga (Prabu Siliwangi) mencari bantuan untuk mempertahankan pelabuhan Sunda Kelapa agar tetap dalam kekuasaan Kerajaan Sunda. Hal ini karena Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan pelabuhan utama bagi Kerajaan Sunda.
Pilihan bantuan jatuh kepada Portugis yang baru saja menguasai Malaka pada tahun 1511. Kemudian pada tahun 1512 dan 1521, Sri Baduga mengutus putra mahkotanya Surawisesa ke Malaka untuk meminta Portugis menandatangani perjanjian dagang terutama lada serta hak membangun benteng di Sunda Kelapa. Komandan Benteng Malaka saat itu adalah Jorge de Albuequerque.
Kemudian pada tahun itu pula portugis merespon permintaan dari Kerajaan Sunda dengan mengirimkan sebuah kapal yaitu Sao Sebastiao di bawah komando Kapten Enrique Leme dengan membawa barang-barang berharga untuk dipersembahkan kepada Raja Sunda.
Raja Sunda saat itu adalah Prabu Surawisesa yang telah naik tahta menggantikan ayahnya Prabu Siliwangi. Menurut sumber sejarah, raja sunda saat itu menyambut hangat utusan dari Portugis . Raja Sunda sepakat untuk melakukan perjanjian persahabatan dengan raja portugal serta memberikan tanah di mulut ciliwung sebagai tempat berlabuhnya kapal-kapal Portugis. Selain itu, raja Sunda juga berjanji jika pembangunan benteng sudah dimulai maka dia akan menyumbangkan seribu karung lada kepada Portugis.
Namun sejarah mencatat bahwa Portugis gagal memenuhi perjanjian tersebut untuk kembali ke Sunda Kelapa membangun benteng karena mengalami masalah di Goa (India). Perjanjian inilah yang memicu serangan tentara kesultanan Demak ke Sunda Kelapa pada tahun 1527 dan berhasil mengusir orang portugis dari Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527. Tanggal 22 Juni 1527 ini dikemudian hari dijadikan hari berdirinya Jakarta.
Simak video : Upacara Bendera HUT ke 77 RI (SDIT TBZ Jatimulya)